Gone by Lisa McMann
Cover versi Indonesia |
Setelah kasus pelecehan tersebut berakhir, Jannie dan Cabel memutuskan untuk berlibur bersama Charlie dan Megan (kakak Cabel). Mereka sangat menikmati liburannya. Bermain ski air, berjemur, and etc. Di tengah liburan mereka, tiba-tiba Carrie mengirimkan sms yang cukup mengejutkan. SMS tersebut berisi bahwa Ibu Jannie berkeliaran dan berteriak-teriak gak jelas di depan rumahnya. Carrie juga memberitahukan bahwa ia membawa ibu Jannie – Dorothea Hannagan – ke rumah sakit. Jannie yang mengetahui sms itu langsung cabut dan pulang rumah.
Jannie dan Cabel langsung meluncur ke rumah sakit. Sesampainya di sana mereka langsung mencari tahu di mana ruang Dorothea Hannagan, namun mereka tidak menemukan apa pun. Cabel dan Jannie pun memutuskan untuk berkeliling rumah sakit hingga akhirnya mereka bertemu dengan Carrie.
Carrie pun menceritakan bahwa mereka ke rumah sakit bukan karena ibu Jannie sakit, melainkan ayah Jannie sakit. Henry Feingold, itulah nama dari Ayah Jannie. Gadis itu kaget, ia tak pernah membayangkan akan bertemu dengan ayahnya dalam keadaan seperti ini. Ayahnya sekarat! Jannie merasa bahwa ayahnya benar-benar jahat karena telah meninggalkannya, oleh karena itu Jannie tidak begitu peduli dengan keadaannya sekarang. Jannie pun mengajak Dorothea pulang.
US version |
Sekalipun Jannie merasa sedikit risih dengan Ayahnya, ia tetap menjenguknya. Namun setiap kali ia menjenguk Henry, Jannie akan masuk ke dalam mimpi statis aneh yang membuat Jannie merinding. Walau begitu ada sesuatu yang berbeda dari mimpi Henry. Dalam mimpi tersebut Jannie bisa memahami Henry seperti ia memahami Miss Stubin dalam mimpi-mimpinya. Sebuah pernyataan dari Cabel muncul. Apakah mungkin Henry juga seorang penangkap mimpi? Jannie yang penasaran dengan pemikiran ini pun berusaha menyelidiki kehidupan Henry. Ia pergi ke rumah Henry sendiri dan menemukan berbagai macam fakta, seperti bagaimana Henry hidup selama ini dll.
Suatu hari Jannie menjenguk Henry dan mencurahkan semua perasaannya tentang Henry dan fakta-fakta bahwa ia seorang penangkap mimpi, just like Henry. Setelah mencurahkan isi hatinya, Jannie tertidur dan bermimpi. Dalam mimpi tersebut ia bertemu dengan Henry. Lelaki tersebut mengatakan bahwa selama ini ia tidak tahu bahwa ia memiliki anak. Selain itu Henry sangat mencintai Dorothea. Henry berbicara panjang lebar tentang kehidupannya hingga akhirnya Jannie terbangun. Ternyata mimpi tersebut merupakan peristiwa terakhir antara Jannie dan Henry. Lelaki tersebut akhirnya meninggal dengan wajah bahagia.
Setelah meninggalnya Henry, Jannie mulai menimbang-nimbang untuk hidup mengucilkan diri seperti ayahnya. Jika hidup seperti itu, ia tak akan masuk ke mimpi-mimpi orang lain dan kemungkinan ia berubah cacat akan sedikit. Tanpa memberitahu Cabel ia pindah ke rumah Henry. Di sana ia menemuka surat-surat ibunya untuk Henry, cincin Henry dan berbagai hal. Di sana Jannie merenung tentang pilihan mengucilkan diri dan berubah cacat. Tak ada pilihan yang bagus, boleh dikatakan hidup Jannie bagai menelan buah simalakama. Setelah lama berpikir Jannie menemukan satu titik bahwa pilihannya bukanlah menjadi cacat atau teisolasi, melainkan hidup dengan otak pecah (itu yang digambarkan Jannie, kata-katanya rada nyeremin).
Finally Jannie memutuskan untuk hidup biasa. Kuliah, merawat ibunya, bekerja dengan Komisky dll. Jannie megutarakan keputusannya tersebut pada Cabel. Ia tahu bahwa selama ini Cabel sedikit takut dengan masa depan Jannie (berdasarkan mimpi buruk Cabel), namun Cabel tidak menyerah. Ia sangat mencintai Jannie dan berusaha bertahan dengan segala hal yang akan menimpa Jannie. End ~
So, what do you think about the ending? Mengecewakan? atau memuaskan? Kalau aku sendiri biasa aja hehe. Dalam buku ini ada satu realita yang aku petik, yaitu hidup itu memang susah, namun kita harus tetap menjalaninya. Daripada berspekulasi dengan masa depan, lebih baik jalani hidup ini dengan sebaik mungkin. Positive thinking!
Dalam novel ini, aku salut banget sama karakter Cabel. Cowok ini sangat mencintai Jannie walau ia tahu bahwa kehidupann Jannie seperti itu. Ia juga penyabar dan pinter. Karakter Cabel mengingatkanku pada karakter cowok di film "A Moment to Remember", di mana dalam film tersebut si cowok juga tetap menerima keadaan istrinya yang sakit.
Well, novel ini lumayan buat mengisi waktu luang. Sekian ~
Komentar
Posting Komentar