Presenter Favorit Saya Resign: Tentang Quitters, Campers, dan Climbers
Saya lagi buka timeline
instagram, dan mata saya tercekat dari caption presenter berita favorit
saya. Namanya Andini Efendi. Beliau adalah jurnalis di Metro TV dan sempat
viral lewat program QnA nya saat membahas tentang Livi Zheng.
Saya baca captionnya
dengan seksama, tentang 12,5 tahun beliau berkarya di Metro TV. She said about keluar dari comfort zone dan bersiap untuk project
berikutnya yang masih berkaitan dengan dunia jurnalistik.
Saya jadi ingat Om Prabu Revolusi juga. Presenter berita
favorit di CNN. Setiap pagi sebelum Trans TV hilang di Malang, Saya
selalu menyempatkan untuk menonton program berita ini sebelum bekerja dan tahun
kemarin beliau resign. Jujur saya
sedih, tapi hidup adalah pilihan, bukan!
Resign, tetap
bertahan atau “ya udah lah ya” selalu jadi bahan perbincangan menarik di
dunia kerja. Ada yang bekerja demi bertahan hidup seberapa nggak sukanya dengan
pekerjaan itu, ada yang bekerja dengan passion
tapi harus tertatih-tatih, dan lain sebagainya. Working life just like reality meet idealism, every step has a risk, tinggal
seberapa kuat dan berani kita atas pilihan yang dipilih di dunia kerja.
Pilihan-pilihan kita juga mencerminkan seperti apa karakter
kita di dunia kerja. Apakah kita tipe quitters,
climbers, atau campers.
Dalam buku Adversity
Quotient (AQ) Paul G. Stolz membagi tipe kepribadian manusia menjadi 3,
yaitu quitters, campers, atau climbers:
- Quitters
Dari namanya, kita bisa lihat ya tipe ini kayak
gimana. Quitters from quit. Mereka
yang memilih berhenti mendaki dan menyerah. Dari segi pemilihan kata, mereka
sering menggunakan kata-kata seperti “nggak mampu”, “susah” atau menolak.
Dalam dunia kerja, ibarat ada suatu perubahan mereka
yang bakal langsung menolak. Misal: di suatu perusahaan, sistem absensi dari
manual jadi eye detector. Mereka yang
quitters akan menolak, padahal
perubahan itu penting.
- Campers
Mereka yang ada di zona nyaman. Ibarat mendaki gunung,
mereka sudah mempunya tenda (camp) yang
nyaman dengan pemandangan indah ala Ranu Kumbolo. Jadi males deh naik ke atas
#eh. Dalam dunia kerja, mereka belum memaksimalkan potensi yang ada. Mereka
mengeluarkan potensi sesuai dengan yang didapat. Sayang, lama kelamaan potensi
dari camperss bisa berkurang kalau
mereka nggak mau upgrade ilmu.
- Climbers
Mereka lah yang mendaki, terus mendaki. Punya semangat
juang, gigih, optimisme, dan fokus pada “bagaimana”. Dalam dunia kerja mereka
nggak anti sama perubahan dan kritik. Berusaha terus untuk meraih lebih dan
lebih. Selalu meng-upgrade diri.
Bukan berarti jalan hidup climbers akan
selalu ceria, penuh optimisme, dan menyenangkan. Ada kalanya mereka akan
berhenti untuk me-recharge energi.
Contoh: Thomas Alfa Edison, beliau nggak langsung sukses. Gagal berkali-kali
dalam bikin lampu, tapi dia nggak nyerah sampai bisa.
Ada yang menarik saat Edison diwawancarai:
I : ”Apa
yang membuat Anda berpikir bahwa pada akhirnya Anda akan
mendapatkan hasil?”
E : “Hasil?
Saya sudah dapat banyak hasil. Saya tahu 50.000 hal yang nggak
akan berfungsi.”
Bisa kah kita berubah?
Sure,
absolutely, yeaah! Itu tadi bukan hal yang fix bawaan ya. Selalu bisa diubah dan harus diubah menuju lebih
baik. Si quitters bisa jadi climbers lewat motivasi, climbers bisa jadi quitters kalau terlalu mikirin omongan orang saat mendaki, campers bisa kok jadi climbers kalau zona nyamannya diusik.
Semua masih bisa berubah!
Begitu juga di dunia kerja. Mungkin ada dari kita yang masih shock sama rimba dunia, jadi quitters dan ngerasa mati rasa. Tenang,
kita bisa berubah! Nggak ada hidup yang selalu bahagia, hidup adalah tentang
menikmati seperti halnya bekerja. Sepahit apapun pendakian yang sudah dilewati.
Bagi kita yang campers,
zona nyaman memang nyaman. Tapi jangan sampai, potensi kita tergerus dan
hilang. Ada saatnya kita harus mendaki lagi. Bukan hanya karena materi, tapi
lebih pada pengembangan diri, kebermanfaatan bagi sesama.
Dan, bagi yang saat ini menjadi climbers. Keep it up dan semangat bagi yang sedang berusaha. Btw
kok berubah jadi #ZumaGoldenWays #tepukjidat.
Tentang Bergerak ...
Satu perbincangan menarik lainnya bersama teman kemarin.
Tentang memutuskan tindakan dalam dunia kerja. Seringkali dalam hidup atau
dunia kerja kita dapat banyak masukan. Kadang bingung, apalagi kalau dikasih
sama mereka yang lebih senior. Tapi nggak semua masukan orang lain harus kita “iya”kan.
Nggak semua bumbu dan rumus sukses orang lain cocok ke kita.
Kadang kita punya rumus sendiri untuk tahu jalan kita dan itu semua bisa
terjadi kalau kita mengeksplornya.
![]() |
Kata Bang Tom, "Tetap semangat Ok!" |
Komentar
Posting Komentar