Menjadi Caregiver itu (juga) Melelahkan
Selepas masa kuliah, Aku kira hidup bakal semakin bebas dan
makin bahagia. Nyatanya tidak! Bener-bener digampar sama susahnya cari cuan,
tanggung jawab anak pertama, dan berbagai tuntutan sosial.
Ngerasa gampang emosi, jadi labil banget, nggak bisa fokus
dan seakan-akan waktu terus mengejar. Ketika yang lain sudah pergi ke luar
negeri, nikah megah sama pasangannya, Aku masih bergumul sama diri sendiri.
Baru paham, ternyata gini toh masa-masa “berdamai dengan diri sendiri”.
Selama masa-masa gelap itu, Aku baca buku-buku motivasi, buku-buku
tentang pengembangan diri, dan juga artikel tentang self love. Iyaaah, berdasarkan analisis pribadiku, Aku kurang
mencintai diri sendiri ha ha ha ...
Dari buku-buku yang ku baca, ngaruh sih, seperti buku from zero to hero nya Iwan Setiawan yang
9 Summer 10 Autumns, buku pergulatan
batinnya Audrey Yu Jian Hui yang Mellow
Yellow Drama sampai buku ngehits “Seni Bersikap Bodoh Amat” yang warnanya
oren itu. Ngaruh ... tapi cuman beberapa hari, beberapa bulan kemudian “kambuh”
lagi deh. Rasa insecure, cemas, nggak
PD, depressed dan semuanya ...
Aku tau, mentalku nggak sehat. So, I decided to go to psycholog. Pertama kali ke psikolog Aku
cerita semua kegelisahanku sampe mata sembab. Intinya ya, semua itu hanya
pikiranku dan bagaimana Aku merespon stimulus dari luar.
Aku diminta menuliskan kelemahan dan kelebihanku, terus
belajar buat mengubah respon atas tindakan di luar ku. Well, ngerasa masih ada yang mengganjal but I got the point. Tapi biasa lah, ngerasa susah banget buat
ngejalaninnya.
Aku cerita ke beberapa temenku yang belajar psikologi.
Kemudian Aku dipinjemin buku motivasi juga, tapi ini ada unsur religinya.
Pikirku, iya juga sih, Aku kadang ngerasa lega banget pas habis sholat atau
baca Al-Qur’an. Mungkin selama ini Aku perlu mendekatkan diri ke Tuhan (lagi)
buat pegangan. Aku beli Al-Qur’an deh, ku coba baca se-nggak males ku hahaha
(dasar)!
Ngaruh, tapi yaa kadang perasaa insecure itu muncul lagi. Kadang pingin nangis, ngerasa nggak ada
sandaran, tapi gatau harus ke mana karena nggak mau ngerepotin orang lain.
Aku sering banget curhat ke beberapa temen terdekatku juga
tentang kegundah-gulana ini sampai kayaknya mereka bosan dan lelah. Iya lelah!
Karena segara input yang mereka kasih ke Aku mulai motivasi yang lembut,
pemakluman lewat kata “ya sudah”, sampai kata capslock jebol bold biar Aku
bergerak dan berani keluar dari zona nyaman mental tal tal kayak bola bekel.
Temenku cerita kalau dia capek sebagai caregiverku dan seketika Aku berasa disambar petir. Duar! Aku
ngerasa bersalah banget. Aku tau Aku salah dan terlalu keras kepala. Aku tau
temen-temenku berusaha membantu Aku. Tapi Aku-nya terlalu keras kepala. Aku
cerita, Aku takut dan please jangan
tinggalin Aku. Then, Aku berusaha
menetralkan diriku dengan tidak berkomunikasi dengan mereka.
Aku berpikir, lelah memang jadi caregiver. Aku punya teman lain. Dia jadi caregiver buat pasangannya. Satu sisi Aku tau gimana rasanya si pasangan yang ngerasa depressed banget, ngerasa nggak berguna dan semua hal negatif yang
bisa muncul. Tapi satu sisi, Aku juga tau gimana rasanya jadi caregiver dari cerita temenku yang satu
ini. Gimana dia juga butuh sandaran, tapi dia harus kuat buat pasangannya yang
sakit.
Aku juga jadi keinget gimana Ibuku jadi caregiver buat Mbah ku. Gimana akhirnya itu kadang mengganggu
emosinya. Gimana dia berjuang tetap kuat tanpa ada sandaran. Semua melelahkan.
Memang hidup nggak akan bisa lepas dari masalah. Sampai
sekarang, kadang pikiran negatif masih sering muncul. Rasa-rasa insecure masih sering menyergap yang
bikin susah fokus dan perut melilit.
Tapi berusaha buat mengurangi ekspektasi. Berusaha nggak terlalu mikirin
apa tanggapan orang lain dan melepas persepsi. Berusaha juga buat selalu berkarya
dengan hati.
For all yang
sedang berjuang dengan diri sendiri! Saat kita sadar dan ada keinginan buat
berubah, sekecil apapun usaha yang kita coba pasti akan berpengaruh walau nggak
instant.
Buat para caregiver di
luar sana juga. Terima kasih karena sudah ada dan tetap kuat. Lelah ya L, tapi Aku yakin semua akan
terbayarkan.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
*Caregiver adalah penjaga orang sakit, tapi bukan perawat.
**source pict - socialworker.com
Komentar
Posting Komentar