Kelas dua belas. Sebuah tingkat di mana kehidupan dunia terasa begitu nyata. Sepertinya selama ini aku tertidur lelap dan bermimpi, hingga tak menyadari banyak sekali hal yang telah aku sia-siakan. Di kelas dua belas ini, aku diajak untuk berfikir lebih dewasa lagi dan sebijak mungkin. Namun, menjadi pribadi yang bijak dan dewas bukanlah perkara yang mudah. Mimpi-mimpi dan rencana yang aku bangun kembali lagi aku pikirkan. Apakah mimpiku benar? Sanggupkah aku mendapatkannya? Di sisi lain, aku masih berharap pada mimpiku, tapi di sisi lain?
Molla (entahlah) . . .
Molla (entahlah) . . .
Komentar
Posting Komentar