I Shut Down My Phone, An Anxiety Release Hack

Pernah nggak sih kamu ngerasa gelisah banget? kayak harus ngelakuin ini itu dengan cepat. Ada banyak pekerjaan yang udah menunggumu di depan. Benar-benar nggak nyaman.
Atau pernah nggak kamu udah niat buat ngerjain suatu hal, tapi malah scrolling HP, ganti-ganti buka aplikasi, padahal kamu juga nggak nikmati hal itu. Tetap ada rasa gelisah dan kosong.

source : reviewgeek

Jadi akhir-akhir ini, perasaan ini muncul lagi. Aku coba menganalisis, what happened to me. Kepribadian INFJ dan overthinking ku kadang memuakkan, tapi kalau terus-terusan benci, nggak akan ada selesainya? padahal esensi hidup adalah bahagia di mana bahagia itu nggak ada ujungnya? Bener nggak?

Yah balik lagi dengan analisis ku. Aku coba inget-inget momen di mana Aku merasa begitu powerful. Sebenarnya, mengurangi pekerjaan dan minimize prediction adalah kunci.

Hal lain lagi yang menurutku jadi hack adalah dengan shut down my phone. Jujur ini susah, tapi Aku ngerasa begitu tenang. Walau 10 menit kemudian pada akhirnya Aku buka HP lagi. Why it becomes a hack for me?

Handphone itu benar-benar candu sih. Ketika lagi kosong, ada spare time, pingin kabur dari situasi canggung atau obrolan menjemukkan, handphone jadi kunci. Tapi satu sisi, banyaknya informasi malah jadi distraksi. Semua informasi yang ada, grup-grup obrolan di whatsapp, konten di TikTok atau ig dan twitter, semuanya berlomba-lomba untuk diperhatikan.

Dasar Aku nya yang suka things ends perfectly, akhirnya mencoba mencurahkan pikiranku sedikit demi sedikit pada stimulus handphone itu tadi. Mikir, okee next step for this case adalah ini. Oke konten TikTok ini bisa jadi ide buat konten besok. Oke tweet ini bisa jadi topik obrolan besok. Jujur, kadang Aku merasa hidupku full untuk kerja. Kadang Aku coba shifting buat achieve my personal growth, tapi alesan udah capek sering muncul. Alesan lain yang sering terjadi, oke nonton ini dulu lah abis itu ngerjain itu, eh akhirnya keblablasan.

Kalau dipikir-pikir sebenarnya semua manusia ada kapasitasnya nggak sih. Termasuk menerima semua informasi atau stimulus yang ada di benda kotak, terang, dengan segala multifungsinya itu. Nggak semua harus diberi perhatian. 

Then, I tried to shut down my phone for around 10 minutes and do you know what I feel? 
Yeaah, Aku coba fokus dengan nafasku, langkahku, suara heningnya malam, bayang-bayang dedaunan, not feeling in a hurry to do something, dan termotivasi buat do my own goal. Kayak suara-suara di pikiranku yang ngajak buat ngelist pekerjaan apa yang harus diselesaikan, suara tentang overthinking kenapa Aku gini-gini aja, suara tentang cara bagaimana bisa tenang, cheerful, dan bahagia like others sirna. Akhirnya jadi bisa fokus sama apa yang terjadi saat ini secara real (real dalam artian bener-bener di dekatku, bukan hal yang terjadi via HP). Rasanya kayak bisa istirahat gitu.

Mungkin Aku nya juga lebay. Sejujurnya Aku takut hal seperti ini kambuh lagi. Tapi Aku mau coba sih buat lebih sering detox HP. Buat kamu yang mungkin pernah merasa hal sama, maybe you can try to shut down your phone.


Komentar

Postingan Populer