Jagoan


Cerpen pertama yang coba aku terbitkan di blog ini. Belum selesai sih, tapi aku harap cerpen ini bisa dinikmati dan kelanjutannya gak nyandet seperti cerpen lain yang berusaha aku buat -.- 
This is the first part, enjoy it . . .

JAGOAN
            Pusing – langit nampak berputar meninggalkan Nico. Jantungnya terasa sakit, tenggorokannya mengering, dan tubuhnya lemas seketika. Kabur – semua yang di hadapannya nampak kabur, meninggalkannya sedikit demi sedikit hingga cahaya itu menghilang menjadi kegelapan yang nyata.
~ ~ ~
            “Ayo, maju kalau berani. Jangan banyak lagak deh lo anak ingusan. Masih kelas X aja udah banyak lagak. Sini kalau berani.”
            Suara Dion menggema di ruangan tersebut. Tegang – itulaha suasana yang sedang merayapi satu demi satu orang yang berada di ruangan sempit itu. Di sudut ruangan, Hany meringkuk takut. Ia takut terjadi sesuatu terhadap sahabatnya.
            Pemuda itu menelan ludah, ia bukanlah pecundang. Ia adalah pemberani. Darah kepolisian mengalir dalam tubuhnya. Orang yang berada di hadapannya sekarang hanyalah nyamuk yang mengganggu siang hari. Sejujurnya, ia takut namun ia berusaha menahannya. Ia mencoba untuk mengumpulkan segala kekuatannya. Tangannya mengepal dan seketika mulai melayang menuju ke arah pemuda di hadapannya. Dengan tanggap, Dion menahan tinjuan tersebut dan memukul perut Nico. Selanjutnya pukulan demi pukulan dilayangkan kepada Nico oleh Dion dan teman-temannya.
Lemah, nafas Nico mulai tersengal-sengal. Hany hanya bisa menangis dalam diam. Ia berharap keajaiban segera datang dan tiba-tiba pintu membuka. Felix berlari, menarik baju Dion dan memukulnya. Teman-teman Felix datang dan memukul teman-teman Dion. Keadaan seketika kacau, penuh dengan tinjuan hingga akhirnya terhenti dengan suara teriakan Hany.
~ ~ ~
            Teriakan demi teriakan mengisi telinganya, ia ingin berteriak namun tak bisa. Tangannya terasa berat, kakinya terhenti. Kerumunan yang ia banggakan tiba-tiba hilang. Di hadapannya jalanan lengang, dan rintik hujan mulai turun.
~ ~ ~
            “Are you okay?”tanya Felix pada Nico sambil memberikan sebotol coke dingin.
            Nico menerimanya dan mengangguk kecil. Badannya terasa sakit, namun ia tak ingin merintih. Ia adalah pemuda kuat – itulah yang selama ini Nico yakini.
            “You’re totally crazy. Bagaimana bisa kamu pergi menuju sarang preman sendirian?”
            Nico terdiam beberapa detik, kemudian ia mulai bicara. “Aku hanya ingin menolong Hany. Dion bukanlah orang yang baik. Itulah yang aku dengar dari teman di kelasku.”
            Felix meneguk coke-nya, dan mulai berbicara,”ya, he’s a bad person.” Felix menghela nafas dan meneguk coke-nya lagi. “Aku udah bilang sama adik, biar jauh dari Dion. Tapi Hany terlalu mengaguminya. Pasti engkau sudah tahu kalau Hany sudah mengidolakannya sejak SMP.”
            Nico mengangguk dan bayangan itu muncul. Hany dengan senyum manisnya datang dan duduk di samping Nico.
            “Nic, tahu gak kamu. Kemarin aku hampir aja mati.”
            Nico kaget, dia menutup bukunya dan melihat wajah Hany dengan keheranan. Dia hampir saja mati kemarin dan sekarang datang dengan senyum lebar. Nico langsung menanyakan kronologi ceritanya pada Hany.
            “Kemarin waktu aku pulang sendiri, ada orang yang berusaha merampokku. Namun tiba-tiba datang ketua OSIS kita.”
            “Maksudmu Mas Dion?”
            “Yap, dia bener-bener keren. Dia bisa menghajar dua preman sekaligus. Oh, dia benar-benar mengagumkan. Sudah tampan, pintar, berbakat, jago tarung lagi. Jagoanku!”
            Bayangan itu hilang dan berganti dengan wajah Felix yang bengong.
            “Apa yang baru saja engkau lamunkan?”tanya Felix.
            Nico hanya menggelengkan kepalanya. “Bagaimana keadaan Hany sekarang?”
            “Ia baik-baik saja. Aku sudah menyuruhnya untuk putus dari Dion. Mama juga udah melarang Hany berhubungan lagi dengan Dion. By the way, kamu suka Hany ya?”
            Nico terdiam, wajahnya tiba-tiba memerah. Udara tiba-tiba terasa panas, keringat dingin mengalir dari dahinya. Ia ingin mengatakan tidak, secara Hany adalah sahabatnya sejak SMP. Namun di hati kecilnya, ia ingin mengatakan iya.
            Walaupun Nico tak bersuara, Felix tahu apa yang dirasakan pemuda itu. Ia tak berusaha untuk menekan Nico agar mengatakan perasaanya. Ia pun tersenyum, di dalam hatinya Felix berharap agar Nico menjadi pacar Hany.
~ ~ ~
            Tiga bulan kemudian ...
            “SMA kita sepertinya benar-benar bermusuhan. Setiap kali aku datang ke depan sekolahmu, mereka selalu memandangku dengan tatapan sinis.”
            “Bagaimana tidak, kamu telah membuat jagoan sekolahku di-skors dan pindah ke Amrik,”ucap Hany sambil memainkan mie pangsit yang berada di hadapannya.
            Nico terdiam, dalam hati ia sangat senang. Karena kejadian itu, Dion dan teman-temannya di-skors. Dion adalah siswa yang cukup terkenal, selain karena bakatnya ia juga terkenal karena Ayahnya yang mencalonkan diri sebagai walikota tahun ini. Karena isu Dion yang melakukan bullying pada Nico menyebar, Ayah Dion pun memutuskan untuk mengirimkan Dion ke Amerika Serikat.
            “Dengan kepergian Dion, itu akan lebih baik karena nama sekolahmu akan tetap bagus. Tidak hanya dia jagoan di sekolahmu, aku yakin masih banyak jagoan lain yang lebih hebat dari Dion.”
            “Yap, kamu benar. Dion memang jagoan, tapi ia juga jerk. Seandainya kamu gak datang, aku mungkin udah dipukul Dion gara-gara selingkuh sama sahabatnya sendiri.”
            “Seharusnya kamu gak selingkuh. Ketika kamu tahu kalau Dion selingkuh sama Vera, seharusnya kamu langsung mutusin dia. Cap playboynya itu udah terkenal banget di sekolahku dan-”
            Hany memotong ucapan Dion,“Yayaya, aku udah bosan denger ceramahmu Co. Mau gimana lagi, waktu itu aura Dion begitu kuat, aku gak bisa ngelepasinnya.”
            Tiba-tiba suasana menjadi canggung. Apakah ini saatnya? Setelah Dion pergi ke US, Hany memutuskan Yoga – sahabat Dion. Hany pun memacari Wira, anak kelas XI yang terkenal keahlian bela dirinya. Namun usia pacaran itu hanya seumur jagung. Seminggu kemudian, ia memacari Alvin – anak kelas XII yang punya geng motor. Sayangnya usia pacaran tersebut juga singkat.
            Kecantikan dan keceriaan Hany membuat banyak cowok menyukainya. Di sisi lain banyak pula yang membencinya karena ia dianggap ganjen dan suka mainin cowok. Padahal di dalam dirinya, ia hanyalah gadis kecil yang kesepian dan penakut. Sejak kecil, ia telah ditinggal Ayahnya karena perceraian. Sosok Ayah yang ia butuhkan tidak ia dapatkan. Ketika kecil, keluarganya sempat dihampiri oleh debt collector. Debt collector tersebut memukul ibunya. Felix kecil berusaha melawan, namun ia juga terkena pukulan. Pada saat itu ia sangat merindukan sosok Ayah. Ia membutuhkan jagoan yang bisa menolong keluarganya – namun nihil! Oleh karena itu, Hany sering berganti-ganti pasangan. Ia ingin dilindungi dengan orang-orang yang ia anggap benar-benar kuat.
            “Han, aku ingin bicara sama kamu.”
            “Bicara aja.”
            Nico tegang, ia sedikit takut. Namun tak ada waktu lagi, ia harus mengutarakannya cepat atau lambat. Itulah yang dikatakan Felix, jika Nico ingin Hany menjadi pacarnya.
            “Mau gak kamu jadi pacarku.”
            Suasana canggung kembali. Hany berusaha mencerna apa yang baru saja ia dengarkan. Ia tahu bahwa selama ini Nico menyukainya. Namun Nico bukanlah tipenya. Bagi Hany, Nico hanyalah kutu buku yang lemah. Sedangkan yang ia butuhkan adalah seseorang yang mampu melindunginya.
            “Kamu tahu kan, yang aku butuhkan itu jagoan!”
~ ~ ~
To be continued ...

       Have read the story? what do you think? Boleh dibilang aku cukup amatir dalam tulis menulis, tapi aku berharap tulisanku akan membaik dan bisa dinikmati oleh banyak orang. 
  

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer